Senin, 14 Desember 2020

Masakan Sambas: Namanya Bubur Pedas Namun Rasanya Tidak Pedas

 tak cuma dihiasi oleh majemuk rumah tradisional Kuliner Sambas: Namanya Bubur Pedas Namun Rasanya Tidak Pedas

Foto: Abu Ubaidillah/detikcom

Sajingan Besar -Luasnya Indonesia tak cuma dihiasi oleh majemuk rumah tradisional, busana tradisional, budaya, atau bahasa saja. Makanan khas tempat juga memperbesar warna-warni negara yang merdeka di tahun 1945 ini.

Tim Tapal Batas detikcom berkesempatan mendatangi salah satu daerah yang memiliki masakan khas, adalah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Ketika pertama kali singgah di sana, tim detikcom pribadi disuguhi kuliner khas daerah setempat, bubur pedas namanya.

Tak mirip namanya, ketika dicicipi, bubur ini sama sekali tidak memiliki rasa pedas. Rasanya justru cenderung manis dan segar. Penjual Bubur Pedas di Kecamatan Galing, Miswati (39) membuktikan alasan bubur ini dinamakan bubur pedas.

Baca Juga : Cara Ampuh Menurukan Berat Badan

"Yang khasnya itu memang dari cabai airnya, yang buat dia dikatakan bubur pedas itu alasannya adalah ialah cabai air, daun kasum jika di sini nyebutnya," kata Miswati kepada detikcom belum usang ini.

Keunikan lain dari bubur ini ialah bahan baku pembuatannya bukanlah nasi mirip bubur pada umumnya, tetapi menggunakan beras yang sudah dibersihkan.

"Beras disangrai sama ketumbar, merica, ditambah jagung daun pakis, dan lain-lain," imbuhnya.

Saat mendatangi kabupaten yang memiliki batas pribadi dengan daerah Kuching, Malaysia ini, bubur pedas yakni masakan yang wajib untuk dicoba.

Di kurun pandemi ini, Miswati menerima berkah tersendiri yang cukup unik. Berhubung tempat jualannya bersebelahan dengan Bank BRI, Miswati kian menerima banyak konsumen, khususnya ketika penduduk Kecamatan Galing dan Kecamatan Sajingan Besar menuju Bank BRI untuk mencairkan dana perlindungan BPUM.

Baca Juga : Solusi Menghilangkan Bekas Jerawat

"Kalau orang Bank (nasabah BRI) ramai otomatis di sini juga ramai apalagi ada acara UMKM (BPUM) itu banyak yang bawa rekening banyak yang ke sini," katanya.

Miswati juga mengaku menerima kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI untuk mengawali usahanya berjualan bubur pedas. Hingga sekarang usahanya tetap tanpa hambatan dan beliau pun bersyukur akan hal itu.

Di ulang tahun yang ke-125, BRI dengan tema BRILian hadir di perbatasan untuk membantu menyelamatkan UMKM-UMKM terdampak pandemi, salah satunya yakni dengan membantu menyalurkan BPUM dari Pemerintah.

detikcom bareng BRI mengadakan agenda Tapal Batas yang mengulas perihal pertumbuhan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa daerah terdepan terutama di masa pandemi. Untuk mengenali berita dari jadwal ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.



Sumber https://hydroxygenplus-indo.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pak Luhut, Tes Swab Ke Bali Kenapa Harus H-2?

Jakarta - Pemerintah memperlihatkan syarat traveler mesti melakukan tes PCR H-2 keberangkatan ke Bali kalau naik pesawat. Hal ini mempunyai...