Senin, 14 Desember 2020

Kilas Balik Influencer Febrian Jalan-Jalan #Diindonesiaaja Selama 2020

Kemenparekraf

Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan aktivitas ULIK (Ulas Balik) bareng influencer/travel blogger, Febrian dan Cindy Lauw, melalui LIVE di akun Instagram resmi Kemenpar, @pesonaid_travel. Acara ini berniat untuk mengulas kembali pengalaman melaksanakan perjalanan di masa pandemi serta bagaimana penerapan protokol kesehatan di destinasi pariwisata #DiIndonesiaAja.

Febrian menyampaikan selaku seorang travel blogger, pemberitahuan pemberlakukan PSBB di permulaan pandemi COVID-19 sempat menghasilkan dirinya terkejut. Pasalnya, di dikala itu ia tengah melakukan perjalanan bisnis ke Sumba Barat untuk meliput Festival Pasola.

"Akhirnya, sesudah mengenali pemberlakuan PSSB di Jakarta, keesokan harinya pribadi pulang dan setelah itu tetap di rumah aja, nggak pergi ke mana-mana," ujar Febrian dalam keterangannya, Selasa (15/12/2020).

Selama mematuhi PSBB dan tetap berada di rumah saja, dirinya juga menjajal banyak hal baru. Mulai dari bercocok tanam, olahraga di rumah, mengoleksi batu kristal hingga memelihara ikan cupang. Tidak hanya itu, Febrian pun sempat mendekorasi kamar eksklusif dengan pelengkap serta pernak-pernik hiasan dari UMKM setempat.

"Yang tadinya menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan sekarang beralih menjadi penjualornamen rumah, ya udah kita beli aja. Sebagai bentuk perlindungan dari jauh, sebab merupakan nggak sanggup pergi ke mana-mana namun tetap mampu menolong (dengan berbelanja produk) UMKM," terangnya.

Setelah nyaris 4 bulan di rumah, Febrian juga menceritakan bagaimana momen pertama kali melakukan travelling kembali. Saat itu dirinya memperoleh proposal dari Kemenparekraf untuk mengikuti kegiatan penerapan edukasi protokol kesehatan (CHSE) yang sudah diterapkan di bandara, pesawat dan daerah pariwisata di Bali di masa pandemi.

"Pas pertama kali dateng lagi ke bandara, rasanya kaya udah lama nggak ketemu sama pacar yang udah LDR lama. Kebayang kan gimana rasanya?" imbuhnya.

Menurut Febrian, protokol kesehatan yang berlaku di bandara, pesawat dan destinasi pariwisata di Bali sudah sungguh siap serta sesuai dengan kurun adaptasi kebiasaan gres.

Dengan daerah dan kepraktisan yang sudah siap seumpama ini, ia berharap traveler atau turis sanggup bijak dan bertanggung jawab dengan disiplin menerapkan 3M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan mempertahankan jarak.

"Jangan hingga tempatnya sudah siap, tetapi kita (traveler atau wisatawan) malah longgar menerapkan protokol kesehatannya. Jadi memang mesti bersinergi satu sama lain mudah-mudahan tidak bertepuk sebelah tangan," imbuhnya.

Dari Bali, Febrian pun mengunjungi beberapa destinasi lain #DiIndonesiaAja. Ia lantas menandakan bahwa aktivitas edukasi ini merupakan salah satu 'misi kemanusiaan' untuk menolong orang-orang yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.

Tak lupa, Febrian juga membagikan rekomendasi daerah rekreasi yang sudah mampu dikunjungi lengkap dengan protokol kesehatan yang berlaku. Di antaranya kawasan wisata bernuansa adventure ibarat Bali, Labuan Bajo, Gunung Bromo, Banyuwangi, dan Lombok. Sedangkan, untuk destinasi yang tepat dikunjungi bareng keluarga antara lain, Bintan, Danau Toba dan Joglosemar.

Diakui Febrian, menjalankan perjalanan di masa pandemi COVID-19 sanggup dikatakan 'lebih mahal', karena merupakan wajib menjalankan tes PCR atau swab dan rapid sebelum dan sehabis bepergian. Namun, hal ini guna memutuskan kesehatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, khususnya anggota keluarga di rumah.

Saat menjalankan travelling di tengah pandemi, Febrian menyebutkan terdapat beberapa barang wajib yang wajib dibawa, yakni hand sanitizer, masker, semprotan disinfektan dan tumbler atau daerah minum sendiri.

"Tapi yang niscaya, kita juga (sebaiknya) membawa tumbler atau wilayah minum sendiri, alasannya ialah bila clean, health, dan safety-nya udah, environment-nya juga jangan lupa. Kita mesti selalu menjaga lingkungan dan jangan buang sampah asal pilih mesti tetap dilakukan," ungkapnya.

Hal tersebut selaras dengan pesan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya tentang destinasi pariwisata Indonesia yang sudah siap mendapatkan wisatawan dengan protokol kesehatan yang berlaku.

Perubahan faktual juga banyak terjadi di masa pandemi. Hal itu diakui Febrian yang merasa senang alasannya adalah merupakan kini penduduk lebih sadar dengan kebersihan, seumpama datangnya gerakan penyortiran sampah khusus untuk masker sekali pakai, kebiasaan mencuci tangan dan pentingnya menjaga kesehatan badan yang ialah sesuatu yang sangat mahal.

"Kalau mau melaksanakan travelling atau perjalanan, jadilah traveler yang bertanggung jawab. Tanggung jawab ini sanggup memiliki arti luas, tergolong untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Selain 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan mempertahankan jarak, kita juga perlu menghindari kerumunan. Hal itu mampu menghasilkan kita terhindar dari berbagai mara bahaya yang mungkin terjadi," ujar Febrian.



Simak Video "Ini Febrian, Siswa Sekolah Menengan Atas 4 Jakarta yang Suaranya Mirip Jokowi"
[Gambas:Video 20detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pak Luhut, Tes Swab Ke Bali Kenapa Harus H-2?

Jakarta - Pemerintah memperlihatkan syarat traveler mesti melakukan tes PCR H-2 keberangkatan ke Bali kalau naik pesawat. Hal ini mempunyai...